Salatiga 26 juni 2009 bertempat di balairung utama Universitas Kristen Satya Wacana, Fakultas Teknologi Informasi (FTI) mengadakan kuliah umum selepas pengukuhan 2 guru besar di UKSW tersebut. Dalam kuliah umum tersebut dibahas 2 tema besar yaitu ETIKA PROFESI & ENTERPRENEURSHIP dalam kuliah umum yang dihadiri oleh berberapa staf dosen dan juga mahasiswa pengambil matakuliah Etika Profesi, Teknopreneurship dan manajemen bisnis tersebut mengundang pula berberpa pembicara berkompeten seperti Profesor Heru Suhartanto dan Zainal A. Hasibuan.
Acara sesi pertama kuliah umum ini dipandu oleh M.A Ineke Pakereng salah seorang Staf dosen yang juga merangkap sebagai Ketua Program Study Sistem Informasi di FTI-UKSW. beliau memberikan CV singkat dan sedikit gambaran tentang apa yang akan disampaikan oleh Profesor Heru Suhartanto dalam sesi pertama kuliah umum siang hari itu.
Profesor Heru Suhartanto merupakan Salah seorang Guru Besar Tetap Fisilkom UI pada kesempatan siang itu beliau memberikan materi tentang Etika dalam TIK. sebelum masuk lebih dalam beliau memberikan difinisi tentang apa itu etika yang di ambil dari Wikipedia dan berberapa difinisi lain dan sercara singkat beliau menyimpulkan bahwa yang disebut dengan etika menurutnya adalah “Tidak Melakukan Hal Hal yang membuat Orang lain tidak nyaman”
ada banyak jenis pelangaran etika dalam dunia TIK dalam presentasi beliau beliau memberikan banyak sekali contoh pelangaran tersebut diantaranya Password dicuri, Penyadapan jalur komunikasi, Sistem komputer disusupi, Dibajak, Spamming, virus dan banyak lagi pelaggaran etika.
Melalui pengamatan beliau dari sumber data yang ada dari berbagai pihak dapat kita lihat dan simpulkan bahwa perkembangan TIK juga memicu munculnya pelanggaran etika baru. Tingkat tinggi rendahnya pun juga bergerak seiring dengan penemuan baru atau terjadinya sebuah fenomena maupun trend baru dalam sektor TIK sendiri dan dalam data yang dikutip beliau, Data statistik akurat tentang pelanggaran ETIKA dalam TIK di indoenesia memang belum ada, namun bukan berarti tidak ada pelanggaran dalam kutipan beliau, Brijen Anton Taba, Staf ahli Kapolri di jakarta 25 Maret 2009 lalu dinyatakan bahwa “Khasus Cyber Crime di Indonesia adalah Yang Nomer satu di dunia”.
Motive pelanggaran etika sendiri menurut Mas Wigantoro Roes Setiyadi yang dikutip oleh beliau dapat dikategorikan kedalam berberapa motive antara lian
-Financial Gain (Motive finansial)
-Revenge (Balas Dendam)
-Need Of Acceptance (Pengakuan) Or
-Respect (Penghormatan)
-Idealism (Idealisme)
-Curiosity or Thrill Seeking
-Anarchy
-Learning
-Ignorance
-Industrial espionage
-National espionage
Sedangkan untuk melindungi kita dari pelanggaran pelanggaran etika tersebut dapat kita lakukan dengan memperhatikan berbagai macam cara diantaranya mematuhi berbagai kewajiban dasar seperti Melindungi data dengan lebih cermat, menggunakan data data penting hanya seperlunya, membagi data hanya kepada orang yang benar benar bertanggung jawab akan tugas tersebut dan lain lain. selain menjalankan kewajiban kewajiban dasar tersebut adapula berberapa prilaku terhadap material material hak cipta yang perlu diperhatikan.
Pada akir sesi ini beliau memaparkan tentang langkah langkah penerapan etika seperti:
-Seluruh pihak terkait memahami etika pemakaian fasilitas TIK dalam kehidupan sehari hari
-Adanya aturan dari negara yang dapat menjamin kenyamanan masyarakat akibat perkembangan TIK
-Pemanfaatan fasilitas WHO IS untuk memerikasa kepemilikan sebuah situs yang sering disalah gunakan oleh pembuatnya
Akir sesi diisi oleh sesi pertanyaan dari para peserta kuliah umum ini yang dibagi kedalam 2 termin. dalam sesi pertanyaan ini malah justru lebih banyak yang dapat ditangkap dari paparan awal beliau. hal hal yang ditanyakan oleh teman teman semakin memperjelas bagaimana Etika itu ada bukan untuk mengekang atau menghambat kita namun justru lebih kepada sebuah tercipatanya suasana nyaman bagai sesama pengguna sarana TIK.
Setelah Kesimpulan dari sesi pertama di simpulkan kembali oleh ibu Ineke Pakereng maka sesi pertamapun ditutup dan langsung di lanjutkan dengan sesi ke-2 yang di pandu oleh Bapak Jhonson Umbu Rada. Bapak Jhonson merupakan salah satu staf dosen FTI-UKSW dan sekaligus merangkap sebagai Manager Oprasional Satya Wacana Business Technology Center (SWBTC) pada sesi ke-2 ini Bapak Jhonson berkesempatan untuk memandu sesi ke-2 dengan pembicara seorang pakar di bidang ilmu komputer dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Bapak Zainal A. Hasibuan.
Lewat sesi ini bapak Zainal Menyampaikan tentang ENTERPRENEURSHIP DAN LAPANGAN KERJA BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI. tema yang diangkat memang tema yang menarik, sebagai mahasiswa fakultas yang bergerak di bidang teknologi informasi tentu saja mahasiswa FTI memiliki sebuah angan angan untuk bekerja di bidang teknologi informasi. dalam agenda yang disampaikan beliau, beliau membagi sesi ke-2 ini kedalam berberapa plot antara lain:
-Trend Perkembangan INFORMATION COMMUNICATION and TECHNOLOGY (ICT)
-Permasalahan ICT di indonesia
-Respon Institusi pendidikan bidang ICT
-Strategi penguatan kompetensi ICT yang dibutuhkan dan
-Lapangan Pekerjaan ICT
Dalam trend perkemabangan teknologi informasi dan komunikasi, konvergensi teknologi komputer, telekomunkasi dan content menjadikan pertumbuhan industri multimedia interaktif berkembang cukup pesat. selain itu perkembangan lain yang cukup mengagumkan adalah perkembangan teknologi yang semakin mobile serta meningkatnya pula perkembangan teknologi peraangkat lunak seperti ERP, EDP, MIS, EIS, ES dan tentusaja Business Intelligence
Pergeseran pasar domestik dan realitas industri yang disampaikan beliau menyajikan berberapa fakta penting tentang potensi pasar bagi kita para pengguna teknologi informasi namun jangan senang dulu karean bila tidak ita manfaatkan dengan baik maka kita akan menjadi pasar yang empuk bagi pihak asing.
Selain kesempatan dibidang IT tentu saja ada pula permasalahan yang dihadapinya, di indonesia permasalahan it berkisar pada Kompetensi yang masih kurang, Kurangnya keunggulan(Mismatch lulusan), kurangnya Arahan strategis dari pemerintah, penerapan kurikulum yang diragukan dan masih banyak lagi. tantanga tersebut harus mulai kita tanggapi dengan serius khusunya bagi sebuah institusi pendidikan agar lulusan mereka bisa benar benar berkompeten dibidangnya. selain pemaparan tentang tantangan beliau juga memberikan banyak paparanya tentang jenis lapangan pekerjaanya yang dapat di isi dan juga posisi posisi vital dalam industri ICT.
Lantas apa tidakan nyatanya bagi sebuah institusi pendidikan agar dapat menjawab tantangan tantangan ICT di masa depan?. GET REAL itu yang disapaikna beliau di tengah tengah sesi ke-2 ini beliau mengsuslkan tentang Pembangunan sebuah inkubator bisnis dimana inkubator ini nantinya akan menjadi sebuah pendukung bagi institusi pendidikan sehingga daya kreatifitas dan semangat wirausaha benar benar bersentuhan langsung dengan realita bisnis yang ada sekarang sehinga pemahaman mahasiswa nantinya bukan sebatas teoritis saja melikan sudah ke arah praktis.
Diakir pemaparan beliau beliau memberikan iktisar tentang inti dari apa yang di sampaikan oleh beliau diantaranya tentang relevansi sebuah institusi pendidikan harus bergerak, mencoba untuk mnegenali lingkungan, dan menentukan fokus serta keunikan dari institusi kita.
Sesi ini di akiri dengan sesi tanya jawab yang di bagi kedalam 2 termin lagi. dalam pertanyaan yang di sampaikan oleh para peserta beliau merasa bahawa apa yang disampaikan oleh beliau telah di serap dengan benar oleh para peserta kuliah umum ini. kesimpulan dalam 2 sesi ini kemudian di simpulkan sepenuhnya oleh Profesor Eko Sediono “Seoraang enterpreneur baru bisa disebut seorang enterprneur bila dia dapat memadukan antara kemampuan dalam ENTERPERENEUR dengan Menerapkan Seluruh ETIKA nya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar